Part 1
“teng teng teng teng teng teng “ bunyi besi
tua di pukul. Ratusan orang menarik nafas lega dan bergegas pulang. Inilah waktu-waktu yang ditunggu para siswa
untuk pulang. Dari salah satu ruangan tersisa seorang anak bersiap untuk
pulang. Dy memakai topi serta mamakai jaketnya.
“chaa-chaaaaaa” panggil merry
tiba-tiba
“apa mer?”
sahut anak bertopi itu.
“Aku pulang ikut kamu ya? “
“yadaa boleh-boleh, ongkosnya 50ribu ya? Haha”
“aiihh kejam kamu. Nanti
aku traktir es kebo di mang ujang deh”
“hahaha. sip deh kalau gitu, ayoo lah sekarang
nanti keburu sore”
Mereka berdua berjalan ke parkiran sepeda di
depan sekolah. Sekolah peninggalan
belanda yang terlihat tua tapi kokoh yang terletak di daerah jakarta barat. Memang bukan lah sekolah mewah. Tapi fasilitas
di sekolah ini cukup lah lengkap. Ada lapangan basket, voly, bulutangkis,
futsal dan sebagai nya. Serta di lengkapi berbagai lab untuk mendukung belajar
mengajar di sekolah ini.
Bruuuuukkkk.. “aduhh” teriak chacha .
“sory sory. Engak sengaja. kamu engak kenapa-kenapa kan?” kata seorang cowok sambil membantu chacha untuk
berdiri
Chacha memegang kepalanya yang benjol karena tertimpah buku tebal. “iya iya engak apa-apa koq, lain kali kamu liat-liat donk kalau jalan” jawab nya geram.
“iya maaf” balas cowok itu dengan muka
bersalah
Chacha memegang kepalanya dan bergegas pergi.
“heii... tunggu aku rafael aku anak baru pindahan dari bandung, nama kamu siapa?” kata fael ragu
“oohh kamu anak baru ya pantesan aku engak pernah lihat kamu, aku
chacha dan ini sahabat aku merry” Merry bersenyum kepada fael.
"Cha ayo cepetan aku udah di tunggu nyokap di rumah” bisik merry kepada chacha.
“iyaa sabar ” jawab chacha dengan suara yang
nyaris sama dengan merry
“rafael aku duluan ya. Sih merry ini bawel. Mau buru-buru pulang”
“Oke deh hati-hati, bye cha bye mer aku juga mau pulang”
mereka bertiga melambay tangan dan berpisah.
Sesampainya mereka berdua di parkiran merry senyum-senyum “kenapa kamu mer? Kesambet setan makanya senyum-senyum sendiri” tanya chacha penasaran.
“rafael ganteng juga ya, udah gitu badan nya
oke” jawab merry dengan semangat.
“ yeeee dasar kamu, pikiran kamu itu cowok mulu deh, udah deh jangan mikir yang aneh-aneh,
ayo cepet naik..” mereka pun pulang dan melanjutkan berbicaraan itu di perjalanan.
Tanpa mereka dasari ada sepasang mata yang memerhatikan mereka sambil tersenyum. Cowo tersebut teringat seseorang di masa lalunya.
***
Keesokan harinya...
Dari kejauhan terlihat seorang cewek yang berlari-larian menyusuri lorong-lorong sekolah dengan tergesah-gesah. “aduh mampus , udah bel lagi.”
Sesampainya dia di depan kelas dia bernafas lega karena guru yang akan mengajar belum masuk kelas.
“pagi anak-anak, masukan semua buku kalian
sekarang kita ulangan” perintah guru tersebut dengan tegas.
Huuuuuuu semua anak-anak berseru.
Tok tok tok ..” tenang semua. Ibu yakin kalian semua bisa mengerjakan nya, Cuma 10 soal koq.” Kata guru tersebut dengan menekan kata Cuma.
Semua siswa berkeruh dan gelisan. Salah satu
dari mereka tetap tenang sambil mengatur nafas yang masih berburu-buru.
“sudah siap semua nya?” tanya guru tersebut.
“ belummmm buuuu” jawab semua siswa serempak.
“ kalau kaya gini aja ya semua nya kompak,
bagusss. Siap ga siap kita mulai sekarang.” Guru tersebut menulis soal yang
berada di tangannya ke papan tulis. Setelah selsai menulis semua soal guru itu
pun duduk dan mengawasi setiap sudut. Ada siswa yag sibuk menengok kanan kiri, mencolek-colek teman sebangku nya bahkan
senam mata.
Waktu berjalan dengan sangat sangat lambat. Membuat semua murid bagaikan berada di dalam neraka.
Teng teng teng.. bell berbunyi semua murid
bernafas lega. Sebagian besar mereka tidak memperdulikan apakah jawaban yang
mereka tulis itu benar atau salah yang sekarang terpenting adalah lepas dari
neraka ala anak sekolah serta langsung ke kantin.
“siapa yang sudah selesai? Boleh keluar untuk istirahat. “
Chacha berjalan menujuh depan dan menyerahkan
kertas kan langsung menuju pintu keluar. Di depan kelas sudah ada merry yang
menunggu chacha untuk sama-sama ke kantin.
“chaaaa mau makan apa nich kita? Ayooo donk
cepat laper
banget nich” merry menarik chacha menujuh kantin.
“ iya bawel banget deh. Aduuhh jangan
narik-narik kaya gitu donk.”
“ hehehe... iya deh, abis kamu lama sih jalannya. Engak tahu apa rakyat aku udah pada demo.” Kata merry sambil memegang perut nya.
Mereka pun sampai di kantin dan langsung segera memesan masakan yang mereka inginkan. mereka berputar-putar kantin dan tidak menemukan tempat duduk yang kosong.
“mau duduk disana mer? Semua tempat penuh
nich.”
“ Aku juga binggung nich”
Di ujung sudut kantin terdapat cowok yang sedang makan
sendirian.
“eh itu bukan nya anak baru yang kemaren?
Siapa nama nya?”
“
Rafael Chacha. Masa gitu aja lupa ”
Chacha tidak memperdulikan ucapan merry dia
berjalan mendekati meja rafael. “permisi, apa kita boleh duduk disini? Tempat
lain sudah penuh” kata chacha dengan santai.
“oh, ya silakan” jawab fael sedikit kaget.
Karena chacha dan merry datang secara tiba-tiba.
“ Kamu pindahan dari mana el “ tanya merry membuka percakapan.
“ Aku pindahan dari SMP kasih bunda ” jawab fael keadanya.
“oh kasih bunda aku punya teman di sana nama nya ruben, kamu kenal engak?”
“ ruben yang punya adik nama nya chika ya
kalau engak
salah”
“
iyaa bener kamu kenal ya?.”
Chacha yang asik makan tidak menghiraukan mereka. Dia tetep asik dengan makanan nya. Laperr apa lagi tadi ada ulangan yang menguras otak. Untung chacha dapat mengerjakannya dengan lancar. Maklum chacha bermasuk dalam, otak di atas rata-rata dan chacha pun termasuk dalam golongan anak yang suka bergaul, supel, cuek dan menarik.
Tak terasa jam istrahat sudah abis. sekarang mereka bergegas pergi menujuh kelas masing-masing . jam jam berikut
nya berjalan dengan sangat cepat dan tak terasa.
“cha, kamu di panggil bu tina tu disuru kekantor guru sekarang juga “ kata sony yang langsung pergi.
“ada apa ya bu tina panggil aku, bodoh aahh. Mending aku kesana biar bisa cepet
pulang."
Chacha pun berjalan menujuh kantor guru yang
letak nya berada di tengah sekolah. Sesampaikan dia di sana dia tidak menemukan
bu tina tetapi menemukan rafael yang sedang duduk sendirian sambil memegang
selembar kertas. Chacha pun menghampiri rahael.
“ hayooo ngapain kamu disini sendirian”
“ eh kamu cha ngagetin aja. Ini nich bu tina ngasih aku kertas keterangan
ekskul dan aku disuruh tunggu di sini dulu. Nah kamu sendiri ngapain
disini koq kaga pulang?’’
“ iya kata sony aku di panggil sama bu tina engak tahu deh mau
ngapain”
“ hai anak-anak, waaah rupa nya kalian sudah
saling kenal. Bagus deh ibu jadikan tidak perlu memperkenalian kalian, oh
ya cha ibu mau minta tolong sama kamu. Kamu bantu rafael ya untuk menjelasan ekskul apa aja yang ada di sekolah
kita ini, kamu tidak keberatan kan? ” kata bu tina menjelaskan maksudnya dia
memanggil chacha. Maklum chacha salah satu murid kesayangan guru-guru karena
prestasinya sekaligus kerajinannya
“ oh tentu tidak, dengan senang hati bu saya bantu” jawab chacha dengan santai.
“ baiklah kalau begitu. Rafael besok kamu akan
dijelaskan ekskul apa saja yang ada di sekolah ini dan sekaligus di ajak oleh
chacha berkeliling-keliling sekolah.”
“ terima kasih bu “ jawab rael seadanya. Fael
ini bermasuk anak yang pendiam, dia terbiasa berbicara seadaanya kecuali dengan chacha. Fael merasa ada yang
beda dengan cewek yang satu ini.
“ ya sama-sama oke kalian boleh pulang
sekarang “
“ permisi bu” kata mereka nyaris berbarengan.
Mereka berdua pun berjalan keluar sekolah dengan keadaan saling diam. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing dan akhirnya mereka pun sampai di depan pintu gerbang sekolah.
"Oh ya cha. Nomor hp kamu berapa? Biar besok gampang aku hubungin kamu" kata fael memecahkan keheningan.
"Oh ya. Sini hp
kamu" fael pun memberikan hp nya kepada chacha.
“ Aku duluan ya” kata chacha
tiba-tiba.
“ iyaa. Hati-hati di jalan. Oh ya thanks ya kamu udah mau bantu aku “
“ Udah santai aja lagi, lagian kan aku belum
ngelakuin apa-apa jadi kata thanks nya di simpen dulu aja. Okok “
Rael pun tersenyum melihat kepergian chacha ada rasa aneh di dalan hati fael, dia merasa sudah lama kenal dengan chachan dan dia merasa nyaman bila bersama chacha. Fael pun pergi ke tempat parkir motor dan langsung pulang kerumah dengan keadaan hati yang senang. Rasanya tidak sabar dia menunggu hari esok.
0 komentar:
Posting Komentar